Langsung ke konten utama

SUMBER_SUMBER ALAM DARI LAUTAN

            Assalamualaikum Wr. Wb. Kembali lagi dengan penulis, tulisan kali ini berjudul ”SUMBER-SUMBER ALAM DARI LAUTAN”. Dalam tulisan kali ini akan memuat beberapa poin penting yaitu sumber-sumber fisika dan kimia, sumber biologi, perikanan, budidaya dan jasa kelautan. Nah untuk yang penasaran bagaimana ulasannya mari kita ulas.
SUMBER-SUMBER ALAM DARI LAUTAN
            Sumberdaya alam terbagi menjadi dua yaitu, renewable resources atau sumberdaya dapat pulih dan non-renewable resources atau sumberdaya tidak dapat pulih. Untuk sumberdaya kelautan tidak berbeda jauh, hanya saja terdapat jasa-jasa lingkungan kelautan atau environmental services dalam pembagiannya, yang berarti terdapat tiga bagian.
            Sumberdaya dapat pulih meliputi ikan, udang, dan rumput laut. Untuk sumberdaya tidak dapat pulih yaitu, mineral, bahan tambang, minyak bumi dan gas. Sedangkan untuk jasa-jasa lingkungan kelautan adalah energi, pariwisata dan penghubung laut. Sekarang kita akan memasuki poin-poin pentingnya.
1.      Sumber-sumber Fisika dan Kimia
Sumber-sumber fisika dan kimia sendiri terbagi menjadi dua yaitu energi laut sebagai sumber fisika dan sebagai sumber kimianya adalah bahan-bahan bioaktif. Untuk energi laut sendiri ada beragam sumber yaitu, arus pasang surut, gelombang laut dan angin. Untuk bahan-bahan bioaktif atau Bioactive sub-stances merupakan potensiyang sangat besar bagi penyediaan bahan industry farmasi, kosmetika, pangan dan industry bioteknologi lainnya.
-          Arus Pasang Surut
Arus pasang surut seiring dengan berkembangnya teknologi dapat menghasil tenaga listrik, dengan mengkonversi massa air laut. Dengan alat yang bernama kincir arus maka didapat lah hasil yang bernama energi arus. Prinsip kerjanya sendiri tidak jauh berbeda dengan kincir angina yaitu dengan mengubah energi kinetic arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik.
-          Gelombang Laut
Sama halnya denga arus pasang surut, gelombang laut juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik yaitu dengan mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang dan periode waktunya. Pelampung, kolom air yang berolisasi (Oscillating Water Column) dan Wave Surge merupakan tiga cara untuk menangkap energi gelombang. Energi ini dapat dikonversi ke lsitrik melalui dua cara yaitu on-shore (pantai) dan off-shore (lepas pantai).
-          Angin
Merupakan energi alam yang melimpah. Dengan mengkonversi energi angin menjadi listrik yaitu dengan turbin angin atau kincir angin. Batas minimum dan maksimun energi angina agar bias dimanfaatkan yaitu angina kelas 4 (1,6-3,3 m/s) dan angina kelas 9 (13,9-17,1 m/s).
2.      Sumber-sumber Biologi, Perikanan, Budidaya dan Jasa Kelautan
Sumber-sumber perikanan di Indonesia disusun dalam kelompok-kelompok: pelagis besar, pelagis kecil, demersal, udang/krustasea lainnya, ikan karang, ikan hias, rumput laut, meluska teripang/ ubur-ubur, benih alami, reptilian dan mamalia laut. Dengan beragamnya sektor perikanan merupakan potensi yang besar. Selain sektor perikanan, sektor budidaya baik budidaya pantai maupun budidaya lautnya juga merupakan potensi yang besar.
Jasa kelautan atau jasa maritime sudah tertera dalam Pasal 27 UU Nomor 32 tahun 2014 tentang Kelautan:
·         pendidikan dan pelatihan,
·         pengangkatan barang berharga asal muatan kapal tenggelam,
·         pengukuran dan pembersihan alur pelayaran,
·         reklamasi,
·         pencarian dan pertolongan,
·         remediasi lingkungan,
·         angkutan sungai, danau, penyeberangan dan antarpulau.
3.      Pengelolaan Sumber-sumber Alam Laut
Pengelolaan sumberdaya kelautan bisa dengan cara pemanfaatan ekstraktif dan pemanfaatan non-ekstraktif sedangkan masalah yang terbentuk akan ditemukan pokok-pokok pemecahan permasalahan. Pemanfaatan ekstraktif terhadap sumberdaya laut antara lain penambangan minyak, gas dan mineral, pengambilan batu karang, pengambilan pasir dan sebagainya. Sedangkan pemanfaatan non-ekstraktif yaitu pariwisata, pendidikan non-ekstraktif, olahraga air, perhubungan laut, penelitian non-ekstraktif dan sebagainya.
Dengan memperhatikan permasalahan internal dan eksternal, maka dapat diidentifkasi persoalan dalam peningkatan pengelolaan kelautan dan perikanan guna memanfaatkan kemajuan iptek dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional sebagai berikut:
1.      Rendahnya technopreneurship nelayan Indonesia
2.      Belum tersedianya system informasi maupun knowledge management
3.      Belum optimalnya peran lembaga terkait kelautan dan perikanan
4.      Belum dimanfaatkannya jaringan pengembangan teknologi.
Untuk dapat meningkatkan pengelolaan kelautandiperlukan kebijakan dan upaya yang sesuai dengan permasalahan yang ada, sehingga pengelolaan kelautan dan perikanan mengalami peningkatan.

Bahan Bacaan
Bengen, D.G. 2002. Ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan laut serta prinsip pengelolaanya. Synopsis. Pusat kajian sumberdaya pesisir dan lautan. IPB.
Direktorat Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Residence Time

MAKALAH OSEANOGRAFI KIMIA RESIDENCE TIME Dosen Pengampu : Baharuddin S.Kel, M.Si Oleh : 1.       Aprianor Teguh Saputra (161071621002) 2.       Hadirawati (1610716320004) 3.       Nila Karnia (1610716220014) JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 201 8 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1.       Latar Belakang Kata Oseanografi di dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris Oceanography , yang merupakan kata majemuk yang berasal dari kata ocean dan graphy dari Bahasa Yunani atau graphein dari Bahasa Latin yang berarti menulis . Jadi, menurut arti katanya, Oseanografi berarti menulis tentang laut. Oceanography: Graphos : ‘ the description of’ , Ocean (lautan). Selain Oseanografi kita juga sering mendengar kata Oseanologi . Kata Oseanologi di dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Ingg

Tutorial Digitasi (Point, Line, Polygon)

Dalam proses digitasi, pertama pilih Catalog (Jika belum muncul disamping kanan dapat dimunculkan dari baris toolbar) >Pilih Folder tempat penyimpanan>New>Shapefile. Kemudian beri nama dan bilih apa yang ingin dilakukan (point untuk membuat titik, Polyline untuk membuat garis, dan Polygon untuk membuat area). Kemudian sesuaikan koordinatnya dengan cara klik edit lalu pilih (Geographic Coordinate Systems atau Projected Coordinated System, disini saya pilih Geographic Coordinate Systems, kemudian World>WGS 1984>OK). Setelah itu tampilannya akan jadi seperti ini, kemudian klik OK Setalah itu maka garis akan bias ditambahkan dengan cara, Klik Editor (Jika editor belum muncul, klik kanan pada baris toolbar dan centang Editor) >Start Editing Kemudian pilih Create Features dan klik kiri untuk memulai membuat garis double klik untuk mengakhiri garis. Sesuaikan garis yang  dibentuk dengan peta yang ingin di digitasi. Sekian tutorial kali

SEJARAH dan PERKEMBANGAN AKUSTIK

Assalamu’alaikum wr wb. Hello guys! Long time no see. Setelah sekian lama menghilang, akhirnya aku kembali menulis. Kali ini aku akan menulis tentang “Sejarah dan Perkembangan Teknologi Akustik Secara Global Hingga Perkembangannya di Indonesia”, sekarang kita langsung saja ketopik utama. Sebelum mengulas sejarah akustik, ada baiknya agar kita mengetahui terlebih dahulu apa itu akustik dan akustik kelautan. Akustik merupakan sebuah teori yang dimana membahas tentang gelombang suara dan perambatannnya pada suatu medium. Jadi akustik kelautan hanya terbatas dalam medium air laut saja atau dengan kata lain akustik kelautan merupakan teori yang membahas gelombang suara dan perambatannya pada medium air laut. Akustik kelautan merupakan bidang kelautan digunakan untuk mendeteksi suatu target di kolom perairan dengan memanfaatkan gelombang suara. Akustik kelautan juga biasanya digunakan untuk mengukur kedalaman dan mengetahui gambaran dasar laut. Istilah akustik kelautan pertama kali