Assalamu’alaikum wr wb.
Hello guys! Long
time no see. Setelah sekian lama menghilang, akhirnya aku kembali menulis. Kali
ini aku akan menulis tentang “Sejarah dan Perkembangan Teknologi Akustik Secara
Global Hingga Perkembangannya di Indonesia”, sekarang kita langsung saja
ketopik utama.
Sebelum mengulas
sejarah akustik, ada baiknya agar kita mengetahui terlebih dahulu apa itu
akustik dan akustik kelautan. Akustik merupakan sebuah teori yang dimana
membahas tentang gelombang suara dan perambatannnya pada suatu medium. Jadi
akustik kelautan hanya terbatas dalam medium air laut saja atau dengan kata
lain akustik kelautan merupakan teori yang membahas gelombang suara dan
perambatannya pada medium air laut. Akustik kelautan merupakan bidang kelautan
digunakan untuk mendeteksi suatu target di kolom perairan dengan memanfaatkan
gelombang suara. Akustik kelautan juga biasanya digunakan untuk mengukur
kedalaman dan mengetahui gambaran dasar laut.
Istilah akustik
kelautan pertama kali di kemukakan oleh Aristoteles pada tahun 384 – 322 SM,
dimana suara bisa terdengar di dalam air. Pada tahun 1452 – 1519 Leonardo Da
Vinci mengemukakan bahwa pipa yang dimasukan dalam air untuk mendengar suara
kapal. Kemudian pada tahun 1620-an Marsenne dan Galileo menyatakan bahwa sifat dan
perilaku suara dan pengukuran awal kecepatan suara di udara. Pada tahun 1826 M
Jean-dean Calladon dan Charles-Francois Sturm bereksperimen menentukan
kecepatan suara dalam air segar sebesar 1435 m/s di danau Jenewa. Untuk air laut
sebesar 1500 m/s oleh Francois-Suplice (1820).
Pada tahun
1955-1965 sistem akustik sudah sangat berkembang karena dapat mengetahui daerah
penangkapan ikan dengan di temukannya sistem upwelling dunia, yang mana
meningkatkan produksi ikan. Pada tahun 1965-1975 di kembangkan sistem akustik
untuk “Stock assessment” karena
kemorosotan produksi ikan sehingga di terapkan manajemen stok ikan yang
bersangkutan. Dengan ditemukannya ide “Split-beam
system” di Amerika pada tahun 1975-1985 yang kemudian teknologinya di
kembangkan di Norwegia sehingga menjadi “SIMRAD Split-beam Acoustic System”.
Perkembangan
sistem akustik pada zaman sekarang adalah dengan pemanfaatan akustik untuk
aplikasi dalam survey kelautan, budidaya perairan, penelitian tingkah laku
ikan, aplikasi dalam penampilan dan selektivitas alat tangkap, bioakustik.
Aplikasi dalam survey kelautan memanfaatkan pantulan suara yang mengenai objek,
karena setiap objek memiliki spectrum yang berbeda. Dalam budidaya perairan di
gunakan untuk mengetahui jumlah ikan, biomassa ikan dan berat ikan dalam jaring/kolam.
Contoh penerpan
akustik keluatan dengang menggunakan Multy-beam
System, tujuan dari penggunaan sistem ini adalah untuk mengetahui kondisi
topografi dasar laut.
Sumber : Bahan Ajar Akustik Kelautan
Sejarah dan
Perkembangan Akustik di Indonesia
Sejarah akustik
memasuki Indonesia masih belum jelas, karena belum didapatkan sumber yang
pasti. Namun perkembangannya di Indonesia dapat kita rasakan sekarang yaitu
dengan adanya “split-beam acoustic”
di beberapa kapal penelitian, seperti yang terdapat pada kapal PUSHIDROSAL.
PUSHIDROSAL sendiri merukan Pusat Hidrografi & Oseanografi TNI AL dimana
bergerak meneliti bawah laut Indonesia, dan masih banyak lagi kapal penelitian
yang ada di Indonesia termasuk kapal penangkap ikan yang di miliki para nelayan
yang mana sudah menerapakna sistem akustik kelautan ini.
Hasil dari
penelitian-penelitian yang di lakukan menggunakan siste akustik :
Sumber : Bahan Ajar Akustik Kelautan
Metode akustik
Metode akustik
merupakan proses-proses pendeteksian target di laut dengan mempertimbangkan
proses-proses perambatan suara, karakteristik suara (frekuensi, pulsa,
intensitas), faktor lingkungan / medium, kondisi target dan lainnya.
Aplikasi metode ini dibagi menjadi 2, yaitu sistem akustik pasif dan sistem
akustik aktif. Salah satu aplikasi dari sistem aplikasi aktif yaitu Sonar
yang digunakan untuk penentuan batimetri. Sonar (Sound Navigation And
Ranging) berupa sinyal akustik yang diemisikan dan refleksi yang diterima
dari objek dalam air (seperti ikan atau kapal selam) atau dari dasar laut.
Bila gelombang akustik bergerak vertikal ke dasar laut dan kembali, waktu yang
diperlukan digunakan untuk mengukur kedalaman air, jika c juga
diketahui (dari pengukuran langsung atau dari data temperatur, salinitas
dan tekanan). Ini adalah prinsip echo-sounder yang sekarang umum
digunakan oleh kapal-kapal sebagai bantuan navigasi. Echo-sounder komersil
mempunyai lebar sinar 30-45o vertikal tetapi untuk aplikasi khusus
(seperti pelacakan ikan atau kapal selam atau studi lanjut dasarlaut) lebar
sinar yang digunakan kurang 5o dan arahnya dapat
divariasikan. Walaupun menunjukkan pengaruh temperatur, salinitas dan
tekanan pada laju bunyi dalam air laut (1500 ms-1) relatif kecil dan
sedikit perubahan pada c dapat menyebabkan kesalahan pengukuran
kedalaman dan kesalahan sudut akanmenambah keburukan resolusi.
Metode akustik yang
dipergunakan untuk mengeksplorasikan sumberdaya hayati laut mempunyai
keunggulan komparatif yakni berkecepatan tinggi (great speed), estimasi stok
ikan secara langsung (direct estimation) karena tidak tergantung dari statistik
perikanan atau percobaan tagging, memungkinkan memperoleh dan memproses
data secara real time, tepat, dan akurat, tidak berbahaya atau merusak
bagi si pemakai alat maupun target atau obyek survei dan dilakukan dengan jarak
jauh (remote sensing), serta dapat dipakai jika dengan metode lain tidak bisa
atau tidak mungkin dilakukan. Untuk mempermudah kita dalam mendapatkan
informasi tentang sekumpulan ikan, estimasi ikan dan zooplankton, kita dapat
menggunakan software
echoview. Echoview adalah software yang tersedia untuk
pengolahan data dari echosounder dan sonar dansoftware ini
merupakan salah satu aplikasi akustik perikanan.Echoview dikembangkan dan
didukung oleh staf Myriax Softwaredi Hobart, Australia. Myriax
Software adalah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Myriax
Pty Ltd, bermarkas di Tasmania dan memiliki kantor di San Diego, California,
dan Shimonoseki, Jepang. Echoview didirikan pada tahun 1995 dan
merupakan produk software unggulan Myriax.
Aplikasi alat ini sangat beragam dan
mencakup:
- Bathymetrik
(hidrografi) mengamati dan membuat peta navigasi
- Klasifikasi tipe bawah
untuk deskripsi habitat dalam studi ekosistem biologis
- Pemantauan struktur
terendam untuk pemeliharaan proyek-proyek teknik sipil
- Menghitung dan
pelacakan ikan untuk perikanan dan tujuan pengelolaan ekosistem
- Karakterisasi
sekumpulan ikan dan zooplankton untuk studi ekosistem dan Estimasi ikan dan
zooplankton biomas untuk perikanan dan tujuan pengelolaan ekosistem.
Hydro-acustic
Hydro-acoustic
merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat
akustik (acoustic instrument), beberapa antara lain: ECHOSOUNDER, FISHFINDER,
dan SONAR. Teknologi ini menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan
pendeteksian. Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500
m/detik, sedangkan kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik, sehingga
teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air. Beberapa langkah dasar
pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter yang menghasilkan listrik
dengan frekwensi tertentu. Kemudian disalurkan ke transducer yang akan mengubah
energi listrik menjadi suara, kemudian suara tersebut dalam berbentuk pulsa
suara dipancarkan (biasanya dengan satuan ping).
Suara yang dipancarkan
tersebut akan mengenai obyek (target), kemudian suara itu akan dipantulkan
kembali oleh obyek (dalam bentuk echo) dan diterima kembali oleh alat
transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik; lalu
diteruskan ke receiver dan oleh mekanisme yang cukup rumit hingga terjadi
pemprosesan dengan menggunakan echo signal processor dan echo integrator.
Pemrosesan didukung
oleh peralatan lainnya; komputer; GPS (Global Positioning System), Colour
Printer, software program dan kompas. Hasil akhir berupa data siap
diinterpretasikan untuk bermacam-macam kegunaan yang diinginkan. Bila
dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal estimasi atau pendugaan, teknologi
hydro- acoustic memiliki kelebihan, antara lain. Informasi pada areal yang
dideteksi dapat diperoleh secara cepat (real time). Dan secara langsung di
wilayah deteksi (in situ).
Kelebihan lain adalah
tidak perlu bergantung pada data statistik. Serta tidak berbahaya atau merusak
objek yang diteliti (friendly), karena pendeteksian dilakukan dari jarak jauh
dengan menggunakan suara (underwater sound). Menurut MacLennan and Simmonds
(1992) hasil estimasi populasi adalah nilai absolut. Hydro-acoustic dapat
digunakan dalam mengukur dan menganalisa hampir semua yang terdapat di kolom
dan dasar air, aplikasi teknologi ini untuk berbagai keperluan antara lain
adalah; eksplorasi bahan tambang, minyak dan energi dasar laut (seismic
survey), deteksi lokasi bangkai kapal (shipwreck location), estimasi biota
laut, mengukur laju proses sedimentasi (sedimentation velocity), mengukur arus
dalam kolom perairan (internal wave), mengukur kecepatan arus (current speed),
mengukur kekeruhan perairan (turbidity) dan kontur dasar laut (bottom contour).
Saat ini
hydro-acoustic memiliki peran yang sangat besar dalam sektor kelautan dan
perikanan, salah satunya adalah dalam pendugaan sumberdaya ikan (fish stock
assessment). Teknologi hydro-acoustic dengan perangkat echosounder dapat
memberikan informasi yang detail mengenai kelimpahan ikan, kepadatan ikan
sebaran ikan, posisi kedalaman renang, ukuran dan panjang ikan, orientasi dan
kecepatan renang ikan serta variasi migrasi diurnal-noktural ikan. Saat ini
instrumen akustik berkembang semakin signifikan, dengan dikembangkannya varian
yang lebih maju, yaitu Multibeam dan Omnidirectional. Perangkat Echosounder
memiliki berbagai macam tipe, yaitu single beam, dual beam.
Metode hydro-acoustic merupakan suatu
usaha untuk memperoleh informasi tentang obyek di bawah air dengan cara
pemancaran gelombang suara dan mempelajari echo yang dipantulkan. Dalam
pendeteksian ikan digunakan sistem hidroakustik yang memancarkan sinyal akustik
secara vertikal, biasa disebut echo sounder atau fish finder (Burczynski,
1986). Penggunaan metode hydro-acoustic mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya :
- Berkecepatan tinggi,
- Estimasi stok ikan
secara langsung dan wilayah yang luas dan dapat memonitor pergerakan
ikan,
- Akurasi tinggi tidak
berbahaya dan merusak sumberdaya ikan dan lingkungan, karena frekwensi suara
yang digunakan tidak membahayakan bagi si pemakai alat maupun obyek yang disurvei.
Manfaat akustik
- Dapat mengetahui
daerah diduga mempunyai kelimpahan/kepadatan ikan yang tinggi.
- Memberikan Informasi
kepada Nelayan setempat sekaligus mengevaluasi kinerja unit penangkapan yang
digunakan sehingga dapat dihasilkan hasil tangkapan yang optimum.
- Memberikan informasi
kepada pelayaran agar terhindar dari bahaya-bahaya kapal kandas dikarenakan
dangkalnya suatu perairan.
- Dapat mempermudah unit
penelitian laut beserta sumberdaya laut tersebut.
Mungkin cukup sekian untuk tulisan ku kali ini, jika masih terdapat kesalahan bisa berikan kritik dan saran agar dapat di perbaiki. Terimakasih
Wassalam'alaikum wr. wb.
Referensi : Bahan Ajar Akustik Kelautan
Komentar
Posting Komentar